ShoutMix chat widget

Mau punya buku tamu seperti ini?
Klik di (DI SINI)
Selamat datang ditempatnya berbagi ilmu, blog ini hanya sebagai sarana untuk berbagi, semoga ANda enjoy!!!!


            Sifat koligatif dalam kehidupaan sehari-hari sangatlah banyak manfaat, bahkan secara tidak langsung kita tidak menyadari bahwa kita telah menerapkan sifat koligatif dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari tukang es tuntung yang menjajakan es tuntung nya sampai dengan penggunaan dunia kesehatan pada cairan infuse. Berikut beberapa hal yang mungkin perlu kita ketahui penerapan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari:

1. Penurunan tekanan uap
Molekul - molekul zat cair yang meninggalkan permukaan menyebabkan adanya tekanan uap zat cair. Semakin mudah molekul - molekul zat cair berubah menjadi uap, makin tinggi pula tekanan uapzat cair. Apabila tekanan zat cair tersebut dilarutkan oleh zat terlarut yang tidak menguap, maka partikel - partikel zat terlarut ini akan mengurangi penguapan molekul - molekul zat cair. Laut mati adalah contoh dari terjadinya penurunan tekanan uap pelarut oleh zat terlarut yang tidak mudah menguap. Air berkadar garam sangat tinggi ini terletak di daerah gurun yang sangat panas dan kering, serta tidak berhubungan dengan laut bebas, sehingga konsentrasi zat terlarutnya semakin tinggi.
2. Kenaikan Titik Didih
Titik didih zat cair adalah suhu tetap pada saat zat cair mendidih. Pada suhu ini, tekanan uap zat cair sama dengan tekanan udara di sekitarnya. Hal ini menyebabkan terjadinya penguapan di seluruh bagian zat cair. Titik didih zat cair diukur pada tekanan 1 atmosfer. Dari hasil penelitian, ternyata titik didih larutan selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut murninya. Hal ini disebabkan adanya partikel - partikel zat terlarut dalam suatu larutan menghalangi peristiwa penguapan partikel - partikel pelarut. Oleh karena itu, penguapan partikel - partikel pelarut membutuhkan energi yang lebih besar. Perbedaan titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni di sebut kenaikan titik didih. Contohnya air mendidih pada 100 oC.
3. Penurunan titik beku
Adanya zat terlarut dalam larutan akan mengakibatkan titik beku larutan lebih kecil daripada titik beku pelarutnya. Contohnya garam dapur dapat mencairkan salju. Contoh lainya  ialah tumpukan salju di jalan di negara bermusim dingin mudah dibersihkan dengan menambahkan garam, sehingga menurunkan titik beku larutan, jadi titik beku larutan (garam + salju ) akan lebih rendah dari pada titik beku salju mencairkan es di jalan dengan cara menaburkan garam. Serta pada campuran es krim tidak membeku karena penurunan titik beku. Selain itu Pencegahan pembekuan air radiator mobil pada saat musim dingin di daerah Eropa juga menggunakan aplikasi dari sifat koligatif. Bahkan beberap hewan yang ada dikutub atau laut dengan suhu dingin juga menggunakan senyawa kimia ( garam ) dalam darah nya supaya tidak mati membeku.
4. Tekanan osmotic
Tekanan osmotik adalah gaya yang diperlukan untuk mengimbangi desakan zat pelarut yang melalui selaput semipermiabel ke dalam larutan. Membran semipermeabel adalah suatu selaput yang dapat dilalui molekul - molekul pelarut dan tidak dapat dilalui oleh zat terlarut.
danya zat terlarut dalam larutan akan mengakibatkan titik beku larutan lebih kecil daripada titik beku pelarutnya
cairan infus harus isotonik dengan darah, isotonik artinya tekanan osmotiknya sama tekanan osmotic. Contoh aplikasi dalam bidang kesehatan, yaitu tekanan osmosis dalam cairan infus. jika seseorang memerlukan nutrisi dari injeksi cairan infus, maka tekanan osmotik cairan infus harus sesuai dengan tekanan osmotik darah (isotonik/isoosmotik) jika tekanan dalam sel darah merah > tekanan cairan infus (hipertonik), maka air dalam sel darah merah akan keluar, sehingga sel akan mengkerut.  jika tekanan dalam sel darah merah < tekanan cairan infus (hipotonik),
maka sel darah merah akan menyerap air sehingga dinding sel akan mengembang dan pecah.


materi referensi:



1.Jhon Dalton (1766 - 1844)

Pencetus teori atom modern yang menyatakan bahwa materi terdiri atas atom yang tidak dapat dibagi lagi. Tiap - tiap unsur terdiri atas atom-atom dengan sifat dan massa identik, dan senyawa terbentuk jika atom dari berbagai unsur bergabung dalam komposisi yang tetap





 2.Amadeo Avogadro(1776 - 1856)


seorang ilmuan dari italia yang mencetuskan hukum avogadro melalui hopotesisnya bahwa "pada tekanan dan suhu yang sama, gas-gas yang bervolume sama mempunyai jumlah partikel sama".



3.Humphry Davy(1778 - 1829)

seorang ilmuan yang berhasil mengekstraksi logam sodium dan potasium dari hidroksidanya melalui elektrolisis. Dia dikenal sebagai perintis elektrolisis dari hasil penelitiannya tersebut.




 4.James Prescott Joule(1818 - 1889)

Seorang ilmuan yang merumuskan hukum kekekalan energi, yaitu "Energi tidak dapat diciptakan ataupun di musnakan".






5.Jhon Tyndall(1820 - 1893)

Seorang ilmuan innngris yang mengemukakan peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid yang dikenal dengan efek Tyndal. Efek Tyndall dapat di gunakan untuk membedakan sistemkoloid dan larutan sejati.



6.Friedrich Kekule(1829 - 1896)


Ahli kimia yang dikenal sebagai dewa cicin karena berhasil mengungkapkan bagaimana enam atom karbon molekul benzena berikatan dengan enam atom hidrogen.




7.Sir William Crookes(1829 - 1919)

Ilmuan dari inggris yangmengemukakan bahwa sinar katode merukana partikel-partikel yang bermuatan negatif, mempunyai massa, dan dimiliki oleh semua materi




8.Dmitri Mendeleyev(1834 - 1907)

Ahli kimia dari rusia yang menciptakan sistem periodek unsur berdasarkan peningkatan "bilangan atom ". bilangan ini menunjukan jumlah proton yang terdapat dalam inti atom. jumlah proton sama dengan jumlah elektron yang mengelilingi atom bebas





9.Henri Louis Le Chatelier(1850 - 19360)

seorang ahli kimia dari prancis yang melakukan penelitian mengenai kesetimbangan kimia, dan memgemukakan prinsipnya mengenai kesetimbangan yaitu "jika terhadap sesuatu kesetimbangan dilakukan aksi tertentu,maka kesetimbangan itu akan bergeser untuk menghilangkan pengaruh aksi tersebut".



10.Svante Arrhenius(1859 - 1927)

Seorang ilmuan swedia yang mendapat hadia nobel atas karyanya mengenai ionisasi. Dia mengemukakan bahwa senyawa dalam larutan dapat terurai menjadi ion-ion nya, dan kekuatan asam dalam larutan aqua tergantung pada konsentrasi ion-ion hidrogen di dalam nya.



Sumber : http://www.herry-juliansyah.co.cc/2009/12/10-tokoh-ilmuan-kimia.html

Selasa, 31 Mei 2011



PERTEMUAN KETIGA MATERI SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


Pertemuan Ketiga
Kompetensi dasar : 1. Menjelaskan sifat-sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit
Standar kompetensi :
2.1 Menjelaskan penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku larutan, dan tekanan osmosis termasuk sifat koligatif larutan.
2.2 Membandingkan antara sifat koligatif larutan non elektrolit dengan sifat koligatif larutan elektrolit yang konsentrasinya sama berdasarkan data percobaan
Indikator :
1). Menjelaskan sifat koligatif larutan elektrolit
2). Menjelaskan perhitungan nilai van’t Hoff elektrolit kuat
3).Menjelaskan dan melakukan perhitungan nilai van’t Hoff elektrolit lemah
Pertemuan : Ketiga
Alokasi waktu : 2 jam pelajaran ( 2 x 45 menit)

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajarai materi ini, diharapkan Siswa dapat :
1). Dapat menjelaskan sifat koligatif larutan elektrolit
2). Dapat menjelaskan perhitungan nilai van’t Hoff elektrolit kuat
3). Dapat menjelaskan dan melakukan perhitungan nilai van’t Hoff elektrolit lemah

B. Materi Ajar
1). Sifat koligatif larutan elektrolit
2). Nilai van’t Hoff elektrolit kuat
3). Nilai van’t Hoff elektrolit lemah

C. Sumber Belajar
Hermanto, Ari dan Ruminten.2009. Kimia 2 untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Liliasari . 1996 . Kimia 3 . Jakarta : Depdikbud
Muchtaridi dan Sandri Justiana . 2007 . Kimia 3 Untuk SMA Kelas XII . Jakarta : Yudistira

I. Materi

A. LARUTAN ELEKTROLIT
Pengertian sifat koligatif larutan elektrolit ialah bila konsentrasi zat terlarut sama, sifat koligatif larutan elektrolit mempunyai harga lebih besar daripada sifat koligatif larutan nonelekrolit.

1. Apa itu larutan elektrolit
a. Elektrolit Kuat

Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya berubah menjadi ion-ion (alpha =1).
Yang tergolong elektrolit kuat adalah:
a. Asam-asam kuat, seperti : HCl, HCl03, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.
b. Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti :NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
c. Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain

b. Elektrolit Lemah

Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah dengan harga derajat ionisasi sebesar: O < alpha < 1. Yang tergolong elektrolit lemah: 
a. Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain 
b. Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain 
c. Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain 

Setelah Svante August Arrhenius mengemukakan teori ion, diketahui bahwa elektrolit (asam, basa dan garam) dalam larutan terurai menjadi ion-ion, sehingga larutan elektrolit mengandung partikel yang lebih banyak dibandingkan dengan larutan nonelektrolit yang tidak terionisasi. 

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa larutan elektrolit di dalam pelarutnya mempunyai kemampuan untuk mengion. Hal ini mengakibatkan larutan elektrolit mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak daripada larutan non elektrolit pada konsentrasi yang sama. 
Contoh: Larutan 0.5 molal glukosa dibandingkan dengan iarutan 0.5 molal garam dapur. - Untuk larutan glukosa dalam air jumlah partikel (konsentrasinya) tetap, yaitu 0.5 molal. - Untuk larutan garam dapur: NaCl(aq) Na+ (aq) + Cl- (aq) karena terurai menjadi 2 ion, maka konsentrasi partikelnya menjadi 2 kali semula = 1.0 molal. -Yang menjadi ukuran langsung dari keadaan (kemampuannya) untuk mengion adalah derajat ionisasi. Besarnya derajat ionisasi ini dinyatakan sebagai: α = jumlah mol zat yang terionisasi/jumlah mol zat mula-mula Nilai van’t Hoff ialah perbandingan antara harga koligatif yang terukur dari suatu larutan elektrolit dengan harga sifat koligatif yang diharapkan dari suatu larutan nonelektrolit pada konsentrasi yang sama yang dinyatakan dengan lambang (i ) 

2. Nilai van’t Hoff elektrolit kuat Berdasarka eksperiment diketahui bahwa kenanikan titik didih NaCl dua kali lipat dari kenaikan titik didih gula, dan larutan CaCl2 tiga kali lipat kenaiakkan titik dididhnya dari kenaikan titik didih gula. Dari kenyataan ini maka perbandingan trtiik didih di sebut I oleh van’t Hoff. Diamna persaamn larutan elektrolit yang kosentrasinya sama dengan kosentrasi nonelktrolit yang membandingkanya. \persamman koligatif dari elktrolit : Tf elektrolit= Kf. m. i Artinya, setiap persamaan sifat koligatif dikalikan dengan i, dimana mencapai limit pengenceran tidak terhingga. Beberapa contoh i dari : o NaCl dengan i sebesar 2 o MgCl2 dengan i sebesar 3 o Mg SO4 dengan i sebesar 2 o K2Fe(CN)6 dengan i sebesar 5 

3. Nilai van’t Hoff elektrolit lemah Larutan elektrolit mempunyai pengembangan di dalam perumusan sifat koligatifnya sebagai berikut: Faktor Van’t Hoff(i) i = [1+α (n-1)] dimana : 
1.) Untuk Kenaikan Titik Didih dinyatakan sebagai: rTb = m . Kb [1 + α (n-1)] = W/Mr . 1000/p . Kb [1+ α (n-1)] n menyatakan jumlah ion dari larutan elektrolitnya. 2.) Untuk Penurunan Titik Beku dinyatakan sebagai: rTf = m . Kf [1 + α (n-1)] = W/Mr . 1000/p . Kf [1+ α (n-1)] 3.) Untuk Tekanan Osmotik dinyatakan sebagai: = C R T [1+ α (n-1)] 4.) Untuk penurunan tekanan uap (rP) dinyatakan sebagai: rP = po . XA. [1+ α (n-1)] 

Contoh: Hitunglah kenaikan titik didih dan penurunan titik beku dari larutan 5.85 gram garam dapur (Mr = 58.5) dalam 250 gram air ! (bagi air, Kb= 0.52 dan Kf= 1.86) Jawab: Larutan garam dapur, NaCl(aq) --> NaF+ (aq) + Cl- (aq)
Jumlah ion = n = 2.
rTb = 5.85/58.5 x 1000/250 x 0.52 [1+1(2-1)] = 0.208 x 2 = 0.416oC
rTf = 5.85/58.5 x 1000/250 x 0.86 [1+1(2-1)] = 0.744 x 2 = 1.488oC
Catatan:
Jika di dalam soal tidak diberi keterangan mengenai harga derajat ionisasi, tetapi kita mengetahui bahwa larutannya tergolong elektrolit kuat, maka harga derajat ionisasinya dianggap 1.
II. Rangkuman
1. Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar listrik
2. Nilai elektrolit kuat ATf elektrolit= Kf. m. i
3. Faktor Van’t Hoff(i) i = [1+α (n-1)]
III. Tugas
1.Diantara tiga buah larutan berikut:
   NaNO3 0,1 M
   Glukosa 0,1 M
   MgCl2 0,1 M
2. Manakah larutan yang menimbulkan tekanan osmotic paling besar?
3. Diantara tiga macam larutan berikut:
    C2H5OH 0,8 M
    Al2(SO4)3 0,2 M   
    CaSO4 0,3 M
4. Manakah larutan yang mempunyai titik beku paling tinggi?


Pertemuan Kedua
Kompetensi dasar    : 1. Menjelaskan sifat-sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit
Standar kompetensi :
2.1. Menjelaskan penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan  titik   beku larutan, dan     tekanan osmosis termasuk sifat koligatif larutan.
2.2. Membandingkan antara sifat koligatif larutan non elektrolit dengan sifat koligatif larutan elektrolit yang konsentrasinya sama berdasarkan data percobaan
Indikator :
1). Menjelaskan pengertian dan perhitungan penurunan tekanan uap pada larutan non elektrolit
2). Menjelaskan pengertian dan perhitungan kenaikan titik didih pada larutan non elektrolit
3). Menjelaskan pengertian dan perhitungan penurunan titik beku pada larutan non elektrolit
4). Menjelaskan pengertian dan perhitungan tekanan osmosis pada larutan non elektrolit
Pertemuan : Kedua
Alokasi waktu : 2 jam pelajaran ( 2 x 45 menit)

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajarai materi ini, diharapkan Siswa dapat :
1). Dapat menjelaskan pengertian dan perhitungan penurunan tekanan uap pada larutan non elektrolit
2). Dapat menjelaskan pengertian dan perhitungan kenaikan titik didih pada larutan non elektrolit
3). Dapat menjelaskan pengertian dan perhitungan penurunan titik beku pada larutan non elektrolit
4). Dapat menjelaskan pengertian dan perhitungan tekanan osmosis pada larutan non elektrolit

B. Materi Ajar
1). Larutan non elektrolit
2). Penurunan tekanan uap non elektrolit
3). Kenaikan titik didih non elektrolit
4). Penurunan titik beku non elektrolit
5). Tekanan osmosis non elektrolit


C. Sumber Belajar
Hermanto, Ari dan Ruminten.2009. Kimia 2 untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Liliasari . 1996 . Kimia 3 . Jakarta : Depdikbud
Muchtaridi dan Sandri Justiana . 2007 . Kimia 3 Untuk SMA Kelas XII . Jakarta : Yudistira

I. Materi

A. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN NON ELOKTROLIT

Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak mengion). Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:
- Larutan urea
- Larutan sukrosa
- Larutan glukosa
- Larutan alkohol dan lain-lain
Larutan yang mengandung jumlah partikel zat terlarut yang sama,akan memperlihatkan harga ∆P (penurunan tekanan uap), ∆Tf (penurunan titik beku), ∆Tb (kenaikan titik didih), dan π (tekanan osmotic) yang sama. Makin banyak jumlah partikel zat yang terlarut, makin besar pula harga ∆P,∆Tf ,∆T,dan π.
1. Penurunan Tekanan Uap Jenuh
Jika suatu zat dimasukkan ke dalam suatu ruangan tertutup, zat itu akan menguap mengisi ruangan itu sampai jenuh. Dalam keadaan seperti itu, terjadi kesetimbangan dinamis antara zat tersebut (cair atau padat) dengan uapnya. Kita tahu bahwa setiap gas memiliki sifat menekan ke segala arah, begitupun yang dilakukan oleh uap zat tersebut. Tekanan yang ditimbulkan oleh uap yang mengisi ruangan tertutup disebut tekanan uap. Apabila dalam ruangan itu uapnya sudah jenuh, tekanan yang ditimbulkannya adalah tekanan uap jenuh.
Berdasarkan tekanan uapnya, zat terlarut dapat dibedakan menjadi zat yang mudah menguap (volatil) dan zat yang tidak mudah menguap (nonvolatil). Zat volatil memiliki gaya tarik antar partikel yang lemah sehingga mudah menguap, sedangkan zat nonvolatil memiliki gaya tarik antar partikel yang relatif besar sehingga tidak mudah menguap.
Dalam suatu larutan, tekanan uap larutan memiliki tekanan yang lebih kecil dibandingkan tekanan uap pelarut murninya. Mengapa demikian? Hal itu terjadi karena pada awalnya di dalam larutan hanya ada interaksi antara pelarut dengan pelarut saja. Setelah ada zat terlarut, molekul-molekul pelarut ‘terpaksa’ harus berinteraksi dengan zat terlarut sehinggga pelarut lebih sulit untuk menguap.

Chemistry
Gb1. Tekanan uap pelarut Gb2. Tekanan uap larutan

Gambar memperlihatkan terjadinya kesetimbangan dinamis antara zat cair dengan uap jenuhnya
chemistry
Tekanan uap jenuh dipengaruhi oleh jenis zat dan suhu. Jika zat yang memiliki gaya tarik-menarik antarpartikel relatif besar, maka zat tersebut sukar menguap sehingga memiliki tekanan uap jenuh yang relatif kecil. Contoh garam dan gula. Bagaimana jika zat yang memiliki gaya tarik-menarik antarpartikel relatif lemah? Untuk zat yang memiliki gaya tarik menarik antar partikel relatif lemah, maka zat tersebut akan mudah menguap. Sehingga, zat ini memiliki tekanan uap jenuh yang relatif tinggi. Contoh etanol dan eter.
Selain jenis zat, tekanan uap jenuh juga dipengaruhi oleh suhu. Kenaikan suhu menyebabkan energi kinetik molekulmolekul cairan bertambah besar sehingga lebih banyak molekul yang dapat meninggalkan permukaan memasuki fase gas. Hal ini mengakibatkan molaritas cairan makin besar yang artinya tekanan uap jenuhnya juga semakin besar. Apa yang dapat kalian simpulkan? Jika suhu dinaikan, maka tekanan uap jenuh akan bertambah besar.

Adakah pengaruh zat terlarut terhadap tekanan uap jenuh larutannya? Bagaimana pengaruh itu? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perhatikan data tekanan uap jenuh beberapa larutan pada suhu 28 °C di bawah ini :

Tekanan uap jenuh air = 28,36 mmHg
Tekanan uap larutan urea 0,1 M = 27,85 mmHg
Tekanan uap larutan urea 0,2 M = 27,34 mmHg

Apa yang dapat kalian simpulkan tentang ketiga tekanan uap tersebut? Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa tekanan uap suatu larutan akan semakin kecil, jika molaritas larutan semakin besar (bertambahnya zat terlarut). Hal ini dikarenakan molaritas larutan yang semakin besar, mengakibatkan fraksi mol zat terlarut juga bertambah besar.
Francois Raoult (dikenal Raoult), seorang ahli kimia dari Perancis mendapatkan hubungan antara tekanan uap jenuh larutan dengan tekanan jenuh pelarut dari konsentrasi larutan. Menurut Raoult, jika zat nonelektrolit yang sukar menguap dilarutkan, maka besarnya tekanan uap larutan tersebut dirumuskan sebagai berikut.
P = P°. XA
P = tekanan uap jenuh larutan ................... (mmHg)
Po = tekanan uap jenuh pelarut murni ........ (mmHg)
XA = fraksi mol pelarut
Karena zat terlarut sukar menguap(nonvolatil), maka diperoleh hubungan P larutan sebagai berikut.
P = P° . XA di mana XA < 1 sehingga P < P°
Dari persamaan ini nampak bahwa terjadi penurunan tekanan uap dari pelarut. Besarnya penurunan tekanan uap tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.
ΔP = P° - P
= P° - (P° . XA)
= P° (1 - XA)

karena XA + XB = 1, maka ΔP = P° . XB
Jadi, penurunan tekanan uap pelarut tergantung pada banyaknya molaritas zat terlarut, sehingga tidak tergantung pada jenis zat terlarut. Larutan yang memenuhi hukum-hukum di atas disebut larutan ideal dan itu terdapat pada larutan encer.
Berdasarkan pada Hukum Raoult yang telah diuraikan di atas, dapat ditentukan penurunan tekanan uap pelarut (ΔP) jika Mr zat terlarut diketahui. Sebaliknya, Mr zat terlarut dapat ditentukan jika ΔP dapat diukur.
Contoh :
1. Tentukan tekanan uap jenuh air pada larutan yang mengandung 12 % massa urea CO(NH2)2, jika diketahui tekanan uap jenuh air pada suhu 30°C = 31,82 mmHg.
Jawab :
Dalam 100 gram larutan terdapat Massa urea 12 % =12/100 × 100 g = 12 g
Jumlah mol urea = 12/60 mol = 0,2 mol
Massa pelarut (air) = (100 - 12) g = 88 g
Jumlah mol air = 88 g/18 = 4,89 mol




P = P° . XA = 31,82 mmHg × 0,96 = 30,55 mmHg
Jadi, tekanan uap jenuh air dengan adanya zat terlarut menurun menjadi 30,55 mmHg.
2. Larutan nonelektrolit terdiri atas 10 gram zat terlarut B yang sukar menguap dan 200 gram zat pelarut A. Pada suhu tertentu, tekanan uap larutan adalah 434,10 mmHg. Jika pada suhu tersebut tekanan uap jenuh pelarut A murni sama dengan 442,20 mmHg, maka hitung massa molekul relatif zat terlarut B (Mr A = 74).
Jawab :
Jumlah mol zat terlarut (B), nB =(10/Mr B ) mol
Jumlah mol pelarut (A) = 200/74 = 2,7 mol



……………(i)



P = P° . XA
434,10 mmHg = 442,20 mmHg . XA
XA = 0,98 ...................................................(ii)
Berdasarkan persamaan (i) dan (ii) diperoleh
Jadi, massa molekul relatif zat terlarut adalah 181,5
Rumus penurunan tekanan uap jenuh dengan memakai faktor Van't Hoff adalah :




2.Kenaikan Titik Didih
Adanya penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni. Masih ingat definisi titik didih? Yup, titik didih adalah suhu dimana terjadi perubahan wujud dari cair menjadi uap (gas). Tahukah kamu bahwa normalnya titik didih zat cair terjadi pada suhu dimana tekanan uapnya adalah 1 atm.
Apa artinya?
Apabila kita merebus air dalam panci tertutup, maka air tersebut akan mendidih saat tekanan uap dalam panci mencapai 1 atm, oleh sebab itulah merebus air dalam keadaan tertutup lebih cepat mendidih dibandingkan dengan keadaan terbuka.
Bagimana titik didih air apabila kita menambahkan gula didalamnya, apakah titik didihnya naik atau turun?
Titik didih larutan lebih tinggi dibandingkan dengan titik didih pelarut murninya. Jadi apabila kita membandingkan titik didih air murni dengan larutan gula maka titik didih larutan gula akan lebih tinggi dibandingkan dengan titik didih air murni. Hal ini dapat disimpulkan sebagai berikut, Untuk larutan non elektrolit kenaikan titik didih dinyatakan dengan:
Pelarut + zat terlarut non-volatil larutan tekanan uapnya rendah titik didih menjadi lebih tinggi dibandingkan pelarut murni. Dari sini muncul istilah kenaikan titik didih larutan yang dirumuskan sebagai :
 
ATb = kenaikan titik didih (oC)
m = molalitas larutan
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal
Karena : m = (W/Mr) . (1000/p) ; (W menyatakan massa zat terlarut)
Maka kenaikan titik didih larutan dapat dinyatakan sebagai:

ATb = (W/Mr) . (1000/p) . Kb
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik didih larutan dinyatakan sebagai:
Tb = (100 + rTb)oC
Contoh :
Berapa titik didih 36 gram glukosa dengan Mr=180 g/mol dalam 250 gram air, jika diketahui Kb benzene 0,52 oC.Kg/mol?
ATb = (W/Mr) . (1000/p) . Kb
ATb = (36/180) . (1000/250) . 0,52 oC.Kg/mol = 0,24 oC
Tb untuk glukosa =Tb air-Tb= 100,24 oC
Coba sendiri !!!
Berapa titik didih 4,9 gram asam sulfat dengan Mr=98 g/mol dalam 250 gram air, jika diketahui Kb air 0,52 oC.Kg/mol?
3. Penurunan titik beku ( )
Didaerah yang dingin biasanya didalam air radiator ditambahkan etilen glukol. Mengapa? Didaerah dingin air radiator mudah membeku sehingga kendaraan akan mudah rusak. Mengatasi maslah ini maka ditambah etilenglukol supaya air yang ada di air radiator tidak cepat membeku. Pada prinsip dimana air secara normal pada 1 atm akan membeku pada suhu 0 oC, namun dengan penambahan etilen glukol air tidak membeku pada suhu tersebut. Selain dari etilen glukol (antifreeze) ada juga methanol, etanol, isopropyl alcohol, dan lainya yang digunakan sebagai antifreeze.
Untuk penurunan titik beku persamaannya dinyatakan sebagai :
ATf = m . Kf = W/Mr . 1000/p . Kf
dimana:
ATf = penurunan titik beku
m = molalitas larutan
Kf = tetapan penurunan titik beku molal
W = massa zat terlarut
Mr = massa molekul relatif zat terlarut
p = massa pelarut
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik beku larutannya dinyatakan sebagai:

Tf = (O - Tf)oC


Tabel Tetapan kenaikan Titik didih Molal (Kb) dan Tetapan penurunan Titik Beku Molal (Kf) dari beberapa Pelarut (tekanan 1 atm)
Pelarut Titik Didih (oC) Kb Titik Beku (oC) Kf
Air 100,0 0,52 0,00 1,86
Asan asetat 118,3 3,07 16,6 3,57
Benzena 80,20 2,53 5,45 5,07
Klorofrom 61,20 2,63 - -
Contoh :
Tentukan penurunan titik beku jika 0,05 mol naftalena dilarutkan kedalam 400 gram air, diketahui Kf air sebesar 1,86 oC.Kg/mol dan Mr naftalena sebesar 128 g/mol
ATf = m . Kf = W/Mr . 1000/p . Kf
ATf = m . Kf = 400/128 . 1000/0,05 . 1,86 = 0,23 oC
Coba sendiri!!!
Jika 0,2 mol sukrosa dilarutka ke dalam 250 gram air. Tentukan penurunan titik bekunya?
4. tekanan osmotik ( )
Tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis). 
Chemistry
Menurut VAN'T Hoff tekanan osmotik mengikuti hukum gas ideal:
PV = nRT

Karena tekanan osmotik = , maka :
= n/V R T = C R T = M R T
dimana :
M= molaritas
= tekanan osmotik (atmosfir)
C = konsentrasi larutan (mol/liter= M)
R = tetapan gas universal = 0.082 liter.atm/moloK
T = suhu mutlak (oK)

- Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih rendah dari yang lain
disebut larutan Hipotonis.
- Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih tinggi dari yang lain
disebut larutan Hipertonis.
- Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmotik sama disebut
Isotonis.
Contoh:
Jika 3,6 gram glukosa dengan Mr sebesar 180 g/mol dilarutkan kedalam air sampai volumenya 200 mL pada suhu 27 oC, berapa tekanan osmosis larutan tersebut?
200 mL= 0,2 L
27 oC= 27=273 = 300 K
= n/V R T= (3,6/180.0,2). (0,082).(300) =2,46 atm
Coba sendiri!!!
Jika diketahui tekanan osmosis larutan 10 gram asam benzoate, dalam benzene adalah 2 atm pada suhu tertentu, larutan 20 gram senyawa dimernya dalam pelarut yang sama mempunyai tekanan osmosis sebesar?
II. Rangkuman
1. Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-ion.
2. Hubungan antara tekanan uap jenuh larutan dengan tekanan jenuh pelarut dari konsentrasi larutan dengan rumus : P = P°. XA, maka :
ΔP = P° - P
= P° - (P° . XA)
= P° (1 - XA)
karena XA + XB = 1, maka ΔP = P° . XB
3. kenaikan titik didih larutan dapat dinyatakan sebagai:

ATb = (W/Mr) . (1000/p) . Kb
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik didih larutan dinyatakan sebagai:
Tb = (100 + rTb)oC
4. penurunan titik beku persamaannya dinyatakan sebagai :
ATf = m . Kf = W/Mr . 1000/p . Kf
5. tekanan osmotik = , maka :
= n/V R T = C R T = M R T
III. Penugasan / latihan dan evaluasi
1. Apakah yang dimaksud dengan penurunan titik beku, kenaikan titik didih, tekanan osmotic , tekanan uap jenuh?
2. Tentukan tekanan uap air pada larutan yang mengandung 18% massa urea, jika tekanan air murni pada temperature 30 oC adalah 33 mmHg
3. Berapakah Mr zat nonelektrolit jika diketahui massanya 3,42 gram dilarutkan pada 200 gram air yang mendidih pada temperature 100, 026 oC dengan Kb air 0,52 oC?
4. Suatu alkena sebanyak 28 gram dilarutkan dalam 250 gram benzene ( Kf = 5, 0 ). Ternyata larutan itu membeku pada suhu -30 C. jika titik beku benzene adalah 50 C, tentukan rumus molekul alkena tersebut ( C = 12 ; H = 1 )
5. Seorang pasien memerlukan larutan infus glukosa. Jika tekanan osmotic cairan tubuh adalah 7,7 atm berapakah kemolaran larutan glukosa agar isotonis terhadap cairan tubuh ?

IV. Langkah Pratikum Sederhana

4. Alat dan Bahan
• wortel
• air
• garam
• wadah
• stopwatch

5. Pelaksanaan
 ambillah umbi wortel yang kering dan keriput atau tidak segar lagi
 siapkan larutan garam yang telah dilarut dengan air pada wadah
 wortel yang keriput tadi diamati perubahn yang terjadi setiap 30 menit

1. Hasil
Amatilah perubahan yang terjadi setiap 10 menit dan simpulkan hasil pengamatan yang dilakukan!